Tanggal 15 September yang lalu, pada malam hari aku dan Deny tengkar lagi. Beberapa kali tentang hal yang sama, dan selalu saja seperti ini.
Kalau saja Deny tahu apa yang aku rasakan, aku itu bosen dengan masalah-masalah seperti ini. Dan satu hal lagi dalam benakku, kapan Deny gak akan seperti ini lagi?
Janji yang dibuat sendiri, diingkari sendiri. Mungkin aku tak masalah, tapi apa kata orang lain yang melihat apa yang sedang terjadi antara kita? Mungkin hanya lewat sms, email, atau inbox FB, aku tak khawatir orang lain tahu. Tapi jika dia sudah menulis di kronologi FB kamu, dan terbaca oleh orang lain terlebih teman atau keluargaku, apakah kamu tahu yang mereka bilang? Aku kasih tahu contoh perkataan mereka ya. "Halaaaah dit,, cewek kayak gitu kau seriusin? Sama cowok lain aja kayak gitu. Katamu dia udah putus dan gak hubungan lagi?"
Maaf kalau aku cerewet sayang, mungkin dimata Adit, Deny tak pernah salah. Tapi satu hal yang aku mau, jangan sampai dianggap salah oleh orang lain.
Mungkin memang Adit yang sekarang bukan lagi Adit yang dulu, yang selalu meluapkan emosi secara berlebihan. Namun kesabaran setiap orang pastilah ada batasnya, dan yang aku takutkan adalah jika tak ada kesabaran lagi untuk menghadapinya.
Pertengkaran malam itu berlanjut hingga esok harinya, lebih baik aku memilih cuek pada Deny dari pada setiap ucapannya akan membuatnya semakin bersalah dan salahnya membuat aku semakin marah.
Pada hari ini tanggal 17 September, mencoba meredam semua amarahku. Menganggap semua baik-baik saja dan tentunya berharap hal seperti ini tak akan terulang kembali. Dan pada hari ini aku tersadar bahwa saat kami bertengkar 2 hari lalu, kami melewatkan satu hal. Anniversary jadian kami yang ke 3 bulan.
Maaf ya sayang....... Karena salahku, hingga aku lupa hal itu.
Ilustrasi
0 komentar:
Posting Komentar